Galaunya Lihat Si Kecil Batuk

Batuk pilek memang hal yang lumrah terjadi pada setiap orang, tetapi akan sangat mengkhawatirkan bila batuk pilek ini terjadi pada buah hati kita. Belum lama ini, Cio diserang batuk pilek karna ketularan kakek dan sepupunya, disamping itu juga karena perubahan cuaca yang cukup ekstrem dari musim panas ke musim hujan sehingga membuat virus mudah sekali masuk ke tubuhnya.

Kegalauan pun melanda, sebagai orang tua saya dibuat pusing bagaimana caranya mengobati si kecil tanpa bantuan obat dari dokter, karena kasihan sekali jika melihat bayi harus minum obat obatan kimia. Bagi saya dokter adalah alternatif paling terakhir jika sikecil tak kunjung sembuh dalam kurun waktu 2 minggu.



Hal pertama yang saya lakukan adalah searching di internet dan baca di beberapa forum tentang bagaimana mengobati bayi dibawah 6 bulan jika terkena bapil, kebetulan pada saat itu Cio baru berumur 2 bulan. Dari informasi yang saya dapat, batuk pilek adalah bentuk reaksi tubuh terhadap virus yang masuk sehingga tidak dibutuhkan obat untuk menyembuhkannya karena antibodi yang akan melawan virus tersebut. Maka dari itu, agar daya tahan tubuh si kecil kuat dalam melawan virus dibutuhkan asupan yang cukup dengan memperbanyak minum Asi.

Berikut beberapa cara yang sudah saya lakukan ketika menghadapi si kecil yang sedang terkena batuk pilek. Dimulai dari hari pertama, Cio masih batuk ringan disertai pilek, waktu itu belum terlalu worry karena saya pikir bisa sembuh sendiri dengan memperbanyak asupan Asi. Tiap beberapa jam saya berikan Asi dan saya dekap erat erat tubuh Cio dengan cara menggendong, dengan metode skin to skin ini bayi akan merasa hangat sehingga batuk jadi semakin berkurang, teknik seperti ini yang saya dapat di internet.

Hari kedua, batuknya mulai grok grok dan berdahak disertai flu yg sangat mengganggu pernafasannya. Dari sini mulai agak worry, duuh gimana ya caranya biar cepet sembuh. Jadilah saya memakai cara kedua yaitu menjemur Cio diwaktu pagi dan memberikan teknik uap tradisional. Tapi sayangnya matahari pagi tidak muncul pada saat itu, yang ada hanya mendung, padahal teknik ini sangat efektif agar lendir didalam hidungnya bisa cair dan mudah untuk dikeluarkan. Oke, pakai trik selanjutnya yaitu memberikan uap dengan cara menaruh air panas didalam baskom kemudian ditetesi minyak kayu putih sebanyak 7-10 tetes, selanjutnya taruh baskom tersebut didalam kamar dan tutup pintu rapat rapat. Dengan metode ini si kecil akan mendapat udara segar untuk dihirup yang dapat meringankan saluran pernafasannya.

Cara diatas cukup efektif untuk meringankan pernafasan, tetapi batuk tak kunjung sembuh juga. Akhirnya saya meminta ibu untuk membelikan balsem bayi transpulmin di apotik. Balsem tersebut di oles pada dada, leher dan punggung agar Cio merasa hangat, dioles sebanyak 3 kali sehari. Tidak lupa pada saat tidur ganjal bantal atau berikan bantal yang agak tinggi agar posisi kepala lebih tinggi dari pada bandannya sehingga mempermudah pernafasan.

Hari ketiga, batuk masih saja betah berada ditubuh mungil Cio. Beruntung pada saat itu ada matahari pagi, saya tunggu sampai jam 8 pagi, karena dari informasi yang saya dapat matahari yang bagus itu antara pukul 8-9 pagi. Jam menunjukkan pukul 8, saya bergegas keluar rumah dan menjemur Cio, baju dan celananya saya buka agar seluruh tubuhnya terkena paparan sinar matahari, tapi sayangnya baru 5 menit dijemur matahari tiba tiba menghilang diganti dengan mendung. Huuuft sabar lagi...

Oke, saya tidak boleh putus asa. Kemudian saya  memakai cara lain yaitu dengan cara memijat pelan pelan atau dalam bahasa jawa biasa disebut dengan teknik "memblonyoh" seluruh tubuh Cio dengan menggunakan minyak telon dicampur dengan bawang merah. Tidak hanya itu, saya juga memotong beberapa bawang merah dan menaruhnya di pojokan kamar dengan harapan bawang tersebut dapat membunuh bakteri yang ada dikamar, cara ini saya dapat dari menonton tayangan kesehatan ditelevisi.

Hari berganti hari, batuk tak kunjung sembuh, saya terus menerus melakukan beberapa teknik diatas. Pada hari keenam saya malah tertular flu, karna daya tahan tubuh saya yang rendah. Padahal batuk yg dialami Cio masih pada tahap puncak. Suara grok grok makin terdengar jelas, setiap selesai disusuin dia selalu gumoh, kata beberapa teman dan saudara itu bagus karena dengan gumoh dahak yang ada ditenggorokannya bisa keluar, antara percaya atau tidak tapi ibu mana yang tega melihat bayinya gumoh setiap selesai nyusu? Semakin khawatirlah saya, dengan kondisi fisik yang semakin drop, merawat anak pun jadi kurang maksimal.

Hari berikutnya saya memutuskan untuk berobat ke dokter ( saya ya, bukan Cio :D) karena fisik drop, batuk, flu dan kepala rasanya pusing bukan main. Begitu berobat, dokter mengatakan bahwa darah saya rendah. Pantas saja kepala terasa begitu berar, tapi setelah minum obat, pusing dan batuk sedikit berkurang.

Bagaimana dengan Cio???? Oke, kita kembali ke bahasan utama. Jadi setelah saya berobat, Cio masih saja saya berikan cara cara tradisional seperti diatas. Hari berganti hari, keluarga semakin khawatir dan memarahi saya karna batuk Cio tak kunjung sembuh dan saya ngga mau membawanya ke dokter. Akan tetapi saya tetap teguh pada pendirian bahwa Cio pasti bisa sembuh tanpa berobat ke dokter, bukan karna saya jahat, tapi ini semua semata mata untuk kebaikan Cio.

Sudah sampai hari kesembilan dan Cio masih saja batuk, tetapi sudah sedikit berkurang, saya berjanji dengan keluarga jika dalam kurun waktu 10 hari Cio belum sembuh juga maka akan saya bawa ke dokter. Dari sini saya mulai bimbang, antara "tetep kekeuh ngga pengen ke dokter" sama "apa ke dokter aja ya? kasian juga Cio". Tapi saya terus berharap Cio bisa sembuh atau minimal batuknya benar benar berkurang di hari ke 10. Saya terus bisikin Cio dengan kata kata " ayo sayang, pasti bisa, besok pasti sembuh tanpa ke dokter". Dan Alhamdulillah di hari ke 10 batuk Cio benar benar berkurang, semakin hari semakin sehat dan sembuh total tanpa bantuan obat.

Ps : Duh berarti saya kalah dong dengan anak, Cio aja bisa sembuh tanpa obat masa saya baru gitu aja udah ke dokter. Sebenarnya alasan saya adalah agar cepat sembuh dan bisa menjaga Cio ketika sakit. Yaelah tetep aja ngeles yaa, hahaa... memang benar kata orang orang bahwa "ibu tidak boleh sakit" ya kalo sakit kacaulah urusan rumah tangga.

Comments